Jumat, 17 Januari 2014

The Chronicles of Narnia~ Horse and His Boy



The Horse and His Boy/
Kuda dan Anak Manusia


Sinopsis:
            Dalam cerita ini mengisahkan seorang anak yang diasuh oleh orang Calormen yang berniat untuk pergi ke Narnia dan Archenland bersama seekor kuda yang bisa berbicara dari Narnia, yaitu Bree.
            Sastha adalah seorang anak yang tinggal di daerah pantai Calormen. Ia di asuh oleh seorang yang kasar dan haus uang, ia bernama Arsheen. Sastha selalu mengimpikan untuk perjalanan ke daerah Utara yang tidak pernah ia ketahui wujudnya. Pada suatu hari, seorang panglima Calormen bersama kuda perangnya berniat membeli Sastha. Arsheesh mengajak panglima itu menginap di gubuknya sambil menawar harga dan Sastha terpaksa menginap di istal. Di istal, Sastha terkejut ketika kuda perang panglima bisa berbicara, kuda itu bernama Bree, kuda yang bisa bicara yang di culik dari Narnia dan menjadi budak Calormen. Kuda itu mengajak Sastha untuk bepergian bersama ke Utara. Sastha dan Bree akhirnya mengadakan perjalanan. Sastha pergi menunggangi Bree. Mereka kadang mencuri untuk menyanggupi kebutuhan mereka untuk makan.
            Saat menyebrangi sungai di hutan kala malam, mereka merasa di ikuti seekor kuda dan penunggangnya, bersamaan dengan itu mereka di kejar oleh seekor singa, singa itu mengejar mereka hingga kuda penguntit itu kini bersama dengan Bree dan Sastha. Akhirnya mereka lolos dari kejaran singa itu dan mereka berdua berkenalan dengan Aravis Tarkheena dan kuda yang bisa bicara yaitu Hwin.
            Aravis yang merupakan putri bangsawan Calormen, mengatakan bahwa ia kabur bersama Hwin karena ia dipaksa menikahi ayahnya dengan Anastha Tarkaan, penasihat Tisroc yang bengis dan kaya, saat ia ingin bunuh diri Hwin mencegahnya dan memberikan solusi agar pergi ke Narnia. Kemudian mereka berempat mendiskusikan bagaimana cara melewati rintang tersulit, yaitu sungai besar yang berada di tengah ibu kota Imperium Calormen, Tashbaan. Apabila mereka berhasil melewati rintangan itu, mereka hanya harus melewati padang pasir dan pegunungan Archenland dan sampai ke Narnia. Mereka memutuskan menyamar sebagai pedagang dan menyebrangi Tashbaan. Sesampai di Tashbaan mereka bertemu dengan Ratu Susan dan Raja Edmund dari Narnia. Saat itulah Sastha dikira Corin, pangeran Archenland. Ia di seret ke rumah singgah rombongan Narnia. Disanalah Sastha mendengarkan bagaimana Ratu Susan ingin menghindari pinangan anak Tisroc. Tn. Tumnus sang faun menyarankan pengelabuan pesta kapal agar tidak ada yang curiga.
            Kemudian malam harinya, kapal akan diam-diam pergi dari Calormen. Sastha di beri jamuan enak dan malam harinya ia bertukar tempat dengan Pangeran Corin yang asli, yang merupakan anak yang pemberani namun nakal. Setelah bertukar tempat, Sastha sukses keluar dari Tashbaan dan pergi ke makam Raja-raja lampau di Utara Tashbaan yang dianggap angker, tempat reuni rombongan pelarian apabila terpisah.
            Nasib Aravis, Bree dan Hwin lebih baik, Aravis bertemu dengan teman baiknya, Lasaraleen yang sangat feminim dan kaya. Lasaraleen memabantu Aravis dan kedua kuda agar bisa ke makam secepatnya. Saat mengendap keluar lewat istana Tisroc, mereka mencuri dengar pembicaraan Ahostha, Tisroc, anak Tisroc, Rabadash. Rabadash meminta izin kepada Tisroc agar melakukan penyerangan tiba-tiba ke Narnia. Sementara Raja Agung Peter sedang memerangi raksasa di Utara. Akhirnya mereka berempat menyusuri pasir dan tebing sehingga sampai ke seberang sungai Winding Arrow yang berada jauh dari padang pasir. Namun perjalanan tidak lagi sama kal mereka di bukit Archenland. Mereka di kejar oleh seekor singa lagi sehingga akibatnya Aravis cedera dan mereka bisa beristirahat di rumah pertapa pembatasan selatan.
            Pertapa itu memercayakan Sastha untuk memberi tahu soal penyerangan Calormen kepada Raja Lune, Raja Archenland sekarangnya, Sastha berlari ke Anvard dan bertemu Raja. Akhirnya raja berterimakasih kepada Sastha dan menyiapkan perlindungan.
            Sementara itu, Sastha juga di emban tugas untuk menyampaikan penyerangan ke Narnia untuk membantu Archenland. Saat perjalanan, Sastha bertemu dengan Aslan yang ternyata adalah singa yang selalu mengejar mereka agar perjalanan mereka bisa tepat  pada waktunya. Sastha pergi ke Narnia dan meyamapaikan ke seluruh rakyat Narnia.
            Istana Cair Paravel yang berisi Raja Edmund, Ratu Susan dan Ratu Lucy, segera mempersiapkan pula bersama hewan-hewan yang bisa bicara. Dengan pertempuran itu, akhirnya pasuka Calormen bisa di kalahkan dengan sang pemimpin penyerangan, Rahadash menjadi tawanan. Sastha lalu dihubungkan dengan kemiripan wajahnya dengan Corin, bahwa Sastha adalah kakak kembar Corin yang terpisah sejak lahir.
            Sastha yang sebenarnya bernama Cor, pergi ke pertapa dan menjemput Aravis, Bree dan Hwin ke Archenland. Disana terjadi peundingan untuk penghakiman Rahadaash. Saat itu Aslan datang dan mengundang Rahadash bisa menjadi dirinya lagi apabila ia berada di Kuill Tash, ia akan menjadi manusia lagi dan ia bisa menjadi seekor keledai lagi apabila ia berada lebih jauh dari Tashbaan. Maka Cor menjadi pewaris tahta Raja Lune dan Aravis yang bebas dari kehidupan Aristokrat. Calormen menikahi Cor, kehidupan di Archenland menjadi damai kembali.

sumber: salah satu Fp Narnians di Indonesia

The Chronicles of Narnia~ The Lion, The Witch and The Wardrobe



The Lion, The Witch and The Wardrobe/
 Sang Singa, Sang Penyihir dan Lemari

Sinopsis:
            Cerita dimana para makhluk Narnia menanti kembalinya Aslan ke dunia Narnia.
            Pada waktu itu Narnia di tindas oleh Penyihir Putih yang menyihir Narnia sehingga mengalami musim dingin tanpa akhir. Penyihir Putih sudah menyihir banyak dari pengikut Aslan menjadi patung batu, penhuni dunia Narnia berharap agar kembalinya Aslan akan mengakhiri penindasan oleh Jadis, si penyihir putih itu. Ke 4 anak-anak Pevensie yang dievakuasi dari peperangan di bumi menuju ke rumah  Propesor Digory dan masuk ke dunia Narnia lewat lemari pakaian. Peter Pevensie, Susan Pevensie, Edmund Pevensie dan Lucy Pevensie di tampung oleh bapak dan ibu berang-berang ketika akan mencari Tn. Tumnus. Mereka akan di pandu pak berang-berang kepada Aslan. Namun sebelum berangkat Edmund meninggalkan mereka untuk memberi tahu keberadaan mereka kepada Penyihir Putih. Ketiga anak yang lain akhirnya bertemu Aslan yang sudah mengumpulkan banyak makhluk Narnia untuk ,aju berperang. Aslan mengirim sebagian kecil tentaranya untuk menyelamatkan Edmund.
            Setelah Edmund di tolong, Penyihir Putih muncul di perkemahan Aslan dan meminta agar Edmund dikembalikan. Menurut Penyihir Putih, ia mempunyai hak untuk menghukum mati Edmund, sesuai dengan hukum yang ada dari masa lampau, Aslan menawarkan dirinya sendiri sebagai ganti nyawa Edmund. Di Stone Table, tempat eksekusi tersebut, Susan dan Lucy melihat bahwa penyihir Putih mengikat, menghina, menyiksa, mencukur bulu dan akhirnya membunuh Aslan dengan pisaunya. Setelah penyihir itu pergi dengan pasukan untuk menyerang kubu Narnia. Lucy dan Susan beserta beberapa ekor tikus membuka ikatan-ikatan tali dari tubuh Aslan. Namun ketika subuh, mereka menemuan bahwa tubuh Aslann hilang dan Stone Table itu terbelah.
            Lalu yang terjadi kemudian adalah Aslan tiba-tiba muncul dan memperlihatkan bahwa ia telah hidup kembali, karena ada sihir yang lebih hebat dari sihir kuno yang tidak disadari oleh si Penyihir Putih. Aslan menjelaskan bahwa “ketika seorang korban yang dengan sukarela meskipun tidak melakukan kesalahan di hukum mati sebagai ganti si penghianat, meja batu akan pecah, dengan kematian akan berjalan dengan arah sebaliknya” Aslan lalu pergi ke istana Jadis dan menghidupkan kembali pengikut-pengikut Aslan yang telah menjadi batu. Aslan memimpin mereka untuk membantu Peter dan Edmund yang sedang memimpin Laskar Narnia berperang melawan pasukan Jadis.
            Peter ” FOR NARNIA, FOR ASLAN”
            Di akhir perang, Aslan menerkam si penyihir dan membunuhnya di akhir cerita. Aslan menobatkan ke 4 Pevensie menjadi Raja-raja dan Ratu-ratu Narnia. Ketika pesta sedang di selenggarakan, Aslan diam-diam menyelinap pergi. Lucy dan Tn. Tumnus melihatnya, namun membiarkannya, karena itu telah menjadi sifat Aslan.

sumber: salah satu Fp Narnians di Indonesia

The Chronicles of Narnia~ Magician's Nephew



Magicians Nephew/
Keponakan Penyihir


Sinopsis:

            Buku ini didedikasikan kepada “keluarga Klimer”. Cerita ini di mulai dari London tahun 1885, ketika 2 anak, Digory dan Polly bertemu.

            Pada suatu hari, ketika sedang menjelajahi loteng rumah, mereka tanpa sengaja masuk ke ruangan yang salah dan mengejutkan paman Digory, Andrew Ketterley. Paman Andrew adalah seorang penyihir yang belajar sendiri, menipu Polly untuk menyentuh sebuah cincin ajaib yang berwarna kuning. Hasilnya adalah Polly tiba-tiba lenyap, lalu paman Andrew menipu Digory untuk mengikuti Polly dengan memakai cincin yang lain, dengan janji bahwa Digory bisa membawa kembali Polly dengan menggunakan cincin ajaib berwarna hijau. Cincin tersebut menindahkan Polly dan Digory ke sebuah hutan yang terdapat banyak mata airnya di hutan tersebut, hutan antara dunia-dunia, mereka menemukan bahwa ketika cincin yang tepat dipakai, dengan melompat ke dalam mata air yang berbeda, mereka bisa masuk ke dunia yang lain.

            Digory meyakinkan Polly untuk ikut dan menjelajahi beberapa mata air bersamanya, setelah menadai mata air yang akan mengembalikan mereka ke bumi, anak-anak melompat ke dalam mata air yang lain. Mereka sampai-samapi di sebuah istana yang sudah hancur di ibu kota kuno dari dunia tersebut, dunia Charn. Mereka menemukan sebuah aula besar yang penuh berisi patung-patung lilin dari semua bekas pemimpin-pemimpin Charn dari yang pertama kali memimpin.

            Wajah-wajah yang pertama adalah wajah-wajah yang baik, bahagia dan kuat. Namun wajah-wajah yang kemudian adalah wajah-wajah yang sombong dan jahat. Mereka menemukan juga beberapa tempat kosong yang menandakan Charn berakhir sebelum waktunya. Mereka juga menemukan bel dan juga pengumuman yang menantang untuk membunyikan bel tersebut dan juga peringatan untuk tidak membunyikannya. Digory jatuh ke dalam tantangan tersebut da membunyikannya meskipun ditentang oleh Polly. Bel itu membangunkan patung lilin yang terakhir, yaitu Ratu Jadis yang sangat jahat. Sang Ratu menceritakan bagaimana ia dan saudara perempuannya terlihat perang saudara. Perang tersebut merupakan perang terakhir yang sekaligus menghancurkan dunia tersebut. Untuk memenangkan perang tersebut, Jadis menggunakan kata rahasia “kata kemalangan” kutukan itu membuat semua kehidupan di Charn musnah kecuali hidup Jadis. Ratu Jadis sendiri akana duduk seperti patung di aula sampai seorang datang untuk membunyikan bel. Anak-anak tersebut ketika mengetahui kejahatan Jadis, mencoba lari kembali ke hutan antara dunia-dunia. Namun, Jadis bis kembali bersama mereka dengan menarik rambut Polly ke hutan tersebut lalu ke London. Digaory dan Polly berusaha untuk memindahkan Jadis ke dunia lain dan akhirnya berhasil melakukannya meskipun tanpa sengaja membawa serta Paman Andrew, seorang kusir kereta bernama Frank dan kudanya yang bernama Strawberry.

            Digory membawa seluruh rombongan tersebut ke mata air yang terdekat, karena mengira mata air tersebut akan membawa mereka ke Charn. Namun pada kenyataannya, mereka masuk kesebuah dunia yang gelap dan kosong. Jadis mengenali bahwa dunia itu adalah dunia yang belum di cipatakan. Namun tidak lama kemudian, mereka mendengar nyanyian yang kelihatannya membuat binatang menjadi bersinar dan matahari menjadi terbit. Para pengunjung sekarang bisa melihat bahwa yang bernyanyi dalah sekor singa yang Agung, Aslan. Mereka melihat Aslan memberika kehidupan ke dunia tersebut dengan mencipakan tumbuh-tumbuhan dan hewan-hewan.

            Aslan menciptakannya dari tidak ada menjadi ada. Namun, Jadis takut melihat Aslan, ia menyerang Aslan dengan tiang besi lampu yang dibawanya dari London. Kejadian tersebut sama sekali tidak mengganggu Aslan dan Jadispun melarikan diri. Tiang lampu yang terjatuh di tanah Narnia yang muda, tumbuh menjadi sebuah tiang lampu yang menyala. Aslan lalu memilih beberapa hewan dan membuat mereka menjadi binatang yang pintar dan bisa berbicara, dan memberikan mereka kekuasaan atas binatang-binatang yang lain. Aslan lalu mengirim Digory ke sebuah perjalanan untuk melindungi Narnia dan untuk menebus kesalahannya yang telah membawa penyihir jahat Jadis ke dunia baru Narnia.

            Polly, Digory dan Fledge (kuda yang di ubah Aslan menjadi bersayap/ si Strawberry) terbang ke pegunungan yang sangat jauh untuk mengambil apel dri sebuah tanaman yang berpagar. Ketika Digory mengambil apel tersebut dan bersiap-siap untuk pergi, ia melihat Jadis yang sudah berada di taman itu sebelum mereka. Ia menggoda Digory untuk memakan apel tersebut dan menjadi selamanya muda dan juga mengambil diam-diam sebuah untuk dibawa kembali ke London untuk menyembukan ibunya yang sakit keras. Jadis sendiri sudah memakan sebuah apel dan menjadi abadi. Meskipun tergoda untuk mencuri satu apel untuk menyelamatkan ibunya, Digory yakin ibunya sendiri tidak akan mengijinkan ia mencuri. Karena ia memegang janjinya Aslan dan kembali ke Narnia untuk menyerahkan apel tersebut. Aslan lalu memberitahu Digory bahwa ia telah melakukan tugasnya dengan baik dan memerintahkannya untuk melempar apel tersebut ke tepi sungai, Aslan lalu menobatkan Raja dan Ratu Narnia yang pertama (Frank dan istrinya Helen yang di pindahkan secara ajaib dari bumi ke dunia Narnia).

            Sementara itu, sebuah pohon baru muncul dari tempat Digory melempar apel tersebut. Aslan menjelaskan bahwa pohon tersebut akan melindungi Narnia dari penyihir jahat Jadis, karena ia telah mencuri sebuah apel dari pohon asli dengan cara mementingkan diri sendiri dan hal tersebut membuatnya membenci wangi dari pohon baru tersebut. Aslan memberi tahu Digory bahwa jika ia mencuri apel tersebut sesuai usulan Jadis, maka ibunya akan smbuh, namun akan datang hari dimana ibunya berharap ia lebih baik mati dalam penyakitnya. Digory lalu di beri sebuah apel dari pohon baru tersebut untuk diberikan kepada ibunya.

            Digory, Polly dan Paman Andrew kemudian dikirim oleh Aslan ke hutan antara dunia-dunia, lalu kembali ke London. Digory memberika apel tersebut kepada ibunya dan ibunya menjadi sembuh. Digory lalu menguburkan bagian tengah apel tesebut di halaman belakang, lalu ia juga mengubur cincin-cincin ajaib sesuai dengan intruksi Aslan agar tidak di salah gunakan di masa depan. Bagian tengah apel itu lalu tumbuh menjadi sebuah pohon dimana bertahun-tahun kemudian pohon tersebut tumbang karena badai besar. Digory ang sekarang sudah menjadi profesor yang berumur tidak tega untuk menjadikan patahan pohon tersebut menjadi kayu bakar. Ia lalu membuat sebuah lemari pakaian dari batang pohon itu, dimana lemari tersebut menjadi cerita The Lion, The Witch and The Wardrobe.

sumber: salah satu Fp Narnians di Indonesia

Cair Paravel~ The Chronicles of Narnia



Cair Paravel

Cair Paravel adalah fiktif dimana para Raja dan Ratu Narnia berkuasa di dalam The Chronicles of Narnia. Cair Paravel adalah tempat bertahtanya Raja Peter yang Agung, Ratu Susan yang Lembut, Raja Edmund yang Adil, dan Ratu Lucy yang Pemberani.
Cair Paravel pertama kali dituliskan di dalam buku The Lion, The Witch and The Wardrobe. Pada saat itu Cair Paravel sudah ada, ketika 4 anak Pevensie menjadi Raja dan Ratu negara itu setelah kekalahan Jadis si Penyihir Putih. Cair Paravel menjadi pusat Pengadilan Raja Peter yang Agung. Buku-buku Narnia tidak membahas apapun tentang kapan dan atau oleh siapa Cair Paravel dibangun.
Raja dan Ratu yang pertama adalah Frank dan Helen (keduanya berasal dari dunia manusia), tetapi kita tidak diberi tahu dimana tempatnya mereka tinggal di Narnia. Penobatan mereka dilakukan di Lahtern Waste, suatu tempat yang jauh dari Cair Paravel. Anak-anak mereka menjadi para Raja dan Ratu pertama Narnia dan Archenland. Lihatlah Magician’s Nephew dan The Horse and His Boy. Di dalam buku Prince Caspian, yang berlangsung berabad-abad pada sistem waktu di Narnia setelah The Lion, The Witch, and The Wardrobe (setara dengan 7 tahun di sistem waktu kita), Cair Paravel adalah reruntuhan di sebuah pulau pada titik dimana sungai besar Narnia mengalir ke Samudra Timur. Disinilah 4 anak Pevensie kembali ke Narnia, meskipun perlu beberapa saat untuk mengetahui dimana mereka berada. Dalam Silver Chair itu di ceritakan bahwa Caspian X sang Pelaut membangun kembali benteng pada akhir masa pemerintahannya. Di The Last Battle, Cair Paravel dikelilingi oleh sebuat kota dan akhirnya di jarah oleh Tisroc dari Calormen.
Nama Cair Paravel dipengaruhi oleh nama-nama Wales yang diawali dengan Caer yang berarti Benteng. 


sumber: salah satu Fp Narnians di Indonesia