Minggu, 02 Februari 2014

At Cambridge University

tokoh dan tempat cerita ini berdasarkan yang terdapat dalam novel maupun dalam film yang difavoritkan. Selamat membaca ^^


At Cambridge University


Semua orang mengarahkan matanya padaku dengan heran ketika aku menyusuri koridor-koridor sekolah yang begitu banyak orang yang sedang asyik mengobrol ataupun membaca buku. Ya.. memang mereka melihatku dengan terheran-heran karena aku memang seorang murid baru di sekolah itu. Ya, lantas mereka pasti menatapku heran.
Aku terus menyusuri koridor untuk mencari kelas yang akan ku tempati sambil melihat pemandangan di area sekolah tersebut yang begitu indah.
Tett... tett.. tett.. ,bel pun telah berbunyi menandakan bahwa ini sudah saatnya seluruh siswa untuk masuk ke kelasnya masing-masing. Tetapi aku masih belum menemukan kelasku.
“bodoh sekali aku ini! Bel masuk telah berbunyi, tapi aku belum menemukan kelasku.” Ucapku dengan nada kesal sambil berjalan kecil.
Brukkk..!! tiba-tiba seorang anak laki-laki yang sedang lari terburu-buru menubruk bahuku dari belakang.
“aduh..” aku memegangi bahu kiri ku yang sakit tertubruk orang tersebut. Orang itupun membalikkan wajahnya menatapku sebentar sambil berlari terburu-buru.
          “dasar orang yang tak tau diri, bukannya minta maaf malah lari terus.” Akupun terus mencari kelasku, dan akhirnya aku menemukannya. Aku pasti telat mengikuti pelajarannya, karena aku sulit untuk mencari kelasku di sekolah yang sangat besar ini, dan kelasku ternyata di lantai tiga.
          “akhirnya aku menemukan kelas ku dari berpuluh-puluh kelas di sekolah ini.” Aku masih berdiri di depan pintu kelas, aku masih sedikit ragu. “padahal aku bisa menayakan dimana kelasku pada guru atau orang lain, jadi aku tak akan telat seperti ini, dasar bodoh.”
          Pintu kelas ku buka. Aku sedikit gugup dan malu. Semua siswa yang sedang mengikuti pelajaran tersebut memandangiku, termasuk guru yang sedang mengajarnya.
          “permisi bu, maaf telat” ucapku.
          “ya, tidak apa-apa. Silahkan masuk sayang” ucap guru tersebut dengan lemah lembut.
          Akupun masuk lalu berdiri di dekat guru yang berada di depan kelas. Tiba-tiba aku melihat anak yang tadi menubrukku di koridor sekolah. Dia tidak memperhatikanku, dia bersikap dingin seakan-akan aku tak ada disini. Bahkan, dia hanya menulis-nulis bukunya.
          “kenapa orang tak tau diri itu sekelas denganku??” pikirku.
          “nah, namaku Fanny Fincy. Kamu boleh memanggilku, Fanny” ucap bu Fanny
          “nama saya Georgina Laura Quentin, kalian boleh memanggilku Georgina. Aku berasal dari Universitas Whyteleafe.”
          “silahkan kamu boleh duduk di kursi itu”
          “ya trimakasih bu.”
          Ternyata aku duduk di kursi samping anak menyebalkan itu!
“mari kita lanjutkan pelajarannya” ucap bu Fanny kembali mengajarkan pelajaran ilmu pengetahuan alam. Ku keluarkan buku dan kutulis tulisan-tulisan yang ada di papan tulis putih. Tak lama kemudian, pulpenku terjatuh tepat berada di bawah kursi anak tak tahu diri itu.
“hai, biasa kau tolong ambilkan pulpenku yang ada di bawah kursimu?” ucapku sopan. Dia tak merespon ucapanku dan ia hanya terdiam saja. Apa dia tak bisa mendengar?
“hai bisa tolong ambilkan pulpenku yang berada di bawah kursimu itu?” ucapku sekali lagi. Dan akhirnya ia mengambilkan pulpenku dan menyodorkan pulpennya tanpa membalik wajahnya padaku.
“trimakasih.” Ku ambil pulpen itu dari tangannya, namun ia tak membalas ucapanku.
Bel istirahat berbunyi, semua siswa berhamburan keluar kelas untuk pergi ke kantin. Aku masih berada di kelas sambil membereskan buku-bukuku. Orang tidak tahu diri itupun masih berada di dalam kelas, ketika seorang anak perempuan mendekatiku, orang tak tahu diri itu beranjak dari kursinya dan pergi meninggalkan kelas.
“hai Georgina, aku Anne. Kau mau ini?” ia menyodorkan makanan padaku. Ia menjadi teman baruku yang pertama di sekolah ini.
“trimakasih Anne, perutku masih belum lapar.”
“ya sudah. Hei kau tidak tau siapa orang yang pergi barusan?, yang duduk di sebelahmu.” Ucap Anne
“dia Skandar Casper Keynes, dia adalah cowo paling populer di sekolah ini. Semua orang tahu siapa dia, bahkan hampir semua cewe di sekolah ini suka padanya.” Lanjutnya.
“termasuk kau juga?” letusku
“hah, aku? Aku suka dia? Gak yah, aku tidak suka dia, sikapnya dingin banget, seolah tak peduli. Ku harap kau juga tak suka sama dia.” Jawabnya.
“sama aku juga denganmu”
“ya syukurlah, aku balik ke kursiku ya, dah..”
Georgina terdiam sendiri di kursinya. Tak lama Skandar masuk bersama temannya sambil bercanda tawa bersama, di susul bunyi bel masuk.
“kurasa, di balik sikapnya yang dingin itu, ia baik.” Pikir Georgi. Gurupun masuk dan membagi ilmunya kepada kami sampai pulang sekolah nanti.
Bel pulang berbunyi, semua murid berhamburan ke luar kelas, termasuk Georgi. Ia berjalan sendiri di koridor sampai tak terasa sudah lumayan jauh dia berjalan menjauhi kelas.
“hei Georgi, Georgi! Tunggu aku!” teriak seorang anak perempuan yang sedang berlari di belakang, ternyata Anne. Ia tersenyum-senyum pada Georgi.
“hai Anne, kukira bukan kau yang memanggilku.” Anne begitu baik dan ramah. Ketika Georgi berada di sekolah sebelumnya, ia tak pernah menemukan teman seperti Anne. Saat di Whyteleafe, Georgi memiliki banyak teman, namun mereka hanya memilih teman karena status keluarganya. Mungkin Anne tidak seperti itu, mudah-mudahan.
“rumah mu dimana Anne?”
“aku tinggal di perumahan Finniston” jawabnya.
“mungkin rumah kita tidak terlalu jauh, tempat tinggalku sama denganmu.”
“ohya?, berarti kau yang kemarin datang ke rumah yang dekat taman itu?”
“ya,” Georgi tersenyum.
“apa kau sekarang bisa mampir ke rumahku?” tanya Anne
“yah.. sekarang aku masih sibuk, aku harus membereskan barang-barangku, dan aku tak bisa pulang bersamamu menaiki bus sekolah, aku akan di jemput ayahku, dan aku masih ada sedikit urusan. Mungkin besok bisa.”
“ya baiklah, tapi kau harus ceritakan pengalamanmu sebelum kamu pindah ya!” paksa Anne. Georgi hanya tersenyum.
Bus sekolah datang, Anne menaiki bus tersebut.
“dah Georgi!” Anne melambaikan tangannya.
“kau anak baru ya? Tak akan naik?” tanya supir bus tersebut yang bernama Macrell.
“tidak aku ada sedikit urusan” jawabku.
“baiklah. Anak-anak sudah naik?. Sampai jumpa besok Georgi” ucap Macrell.
“dah..” Georgi melambaikan tangannya dan tersenyum. Ia masih menunggu ayahnya, ia berdiri di depan gerbang. Ia melihat Skandar sedang berjalan bersama seorang perempuan cantik yang sedang berbicara dengannya.
“dia tak naik bus sekolah?” pikir Georgi memperhatikan mereka.
“kurasa Skandar tidak suka perempuan itu” pikirnya lagi.
“hei kamu! Hei Georgina!” teriak Skandar.
“ada apa dia memanggilku?” ucap Georgi pelan.
Skandar menghampiri Georgi, “hei apa kau tidak dengar aku memanggilmu!” ucapnya ketus. Perempuan yang bersama Skand ditinggal olehnya, ia mengerutkan keningnya ketika melihat Skand bersama Georgi.
“kukira kau bukan memanggilku dan kukira kau tidak mau kenal denganku” ucap Georgi.
“hei bantulah aku untuk buat cewe itu jauh dariku, dia sangat menyebalkan!” pinta Skand.
Mobil Tn. Billycock, ayahnya Georgina datang.
“kau juga menyebalkan, maaf ya aku tak bisa membantumu.” Ucap Georgi ketus.
Georgi pergi meninggalkan Skandar, ia memandang wajah Skand yang begitu kesal, entah pada siapa, mungkin padanya?
“gimana sekolah barumu hari ini?” tanya Tn. Prediksion dalam mobil.
“ya cukup menyenangkan yah”
Sesampainya di rumah, Timmy menyambut kedatangan Georg dengan gonggongannya. Timmy adalah anjing kecil pemberian dari kakenya, Georg merawatnya sampai dia tumbuh besar. Dia baik, penurut dan selalu mengerti perasaan Georgi.
“bagaimana sekolahnya, menyenangkan?” tanya bu Billycock, ibunya Georgi.
“ya lumayan bu” jawab Georgi singkat. Mereka makan bersama dan melanjutkan pekerjaan rumahnya.

bagaimana ceritanya?
kelanjutannya nanti oke
silahkan beri komentar dan sarannya, maaf jika ceritanya membosankan, maklum baru pemula :D

Jumat, 17 Januari 2014

The Chronicles of Narnia~ Horse and His Boy



The Horse and His Boy/
Kuda dan Anak Manusia


Sinopsis:
            Dalam cerita ini mengisahkan seorang anak yang diasuh oleh orang Calormen yang berniat untuk pergi ke Narnia dan Archenland bersama seekor kuda yang bisa berbicara dari Narnia, yaitu Bree.
            Sastha adalah seorang anak yang tinggal di daerah pantai Calormen. Ia di asuh oleh seorang yang kasar dan haus uang, ia bernama Arsheen. Sastha selalu mengimpikan untuk perjalanan ke daerah Utara yang tidak pernah ia ketahui wujudnya. Pada suatu hari, seorang panglima Calormen bersama kuda perangnya berniat membeli Sastha. Arsheesh mengajak panglima itu menginap di gubuknya sambil menawar harga dan Sastha terpaksa menginap di istal. Di istal, Sastha terkejut ketika kuda perang panglima bisa berbicara, kuda itu bernama Bree, kuda yang bisa bicara yang di culik dari Narnia dan menjadi budak Calormen. Kuda itu mengajak Sastha untuk bepergian bersama ke Utara. Sastha dan Bree akhirnya mengadakan perjalanan. Sastha pergi menunggangi Bree. Mereka kadang mencuri untuk menyanggupi kebutuhan mereka untuk makan.
            Saat menyebrangi sungai di hutan kala malam, mereka merasa di ikuti seekor kuda dan penunggangnya, bersamaan dengan itu mereka di kejar oleh seekor singa, singa itu mengejar mereka hingga kuda penguntit itu kini bersama dengan Bree dan Sastha. Akhirnya mereka lolos dari kejaran singa itu dan mereka berdua berkenalan dengan Aravis Tarkheena dan kuda yang bisa bicara yaitu Hwin.
            Aravis yang merupakan putri bangsawan Calormen, mengatakan bahwa ia kabur bersama Hwin karena ia dipaksa menikahi ayahnya dengan Anastha Tarkaan, penasihat Tisroc yang bengis dan kaya, saat ia ingin bunuh diri Hwin mencegahnya dan memberikan solusi agar pergi ke Narnia. Kemudian mereka berempat mendiskusikan bagaimana cara melewati rintang tersulit, yaitu sungai besar yang berada di tengah ibu kota Imperium Calormen, Tashbaan. Apabila mereka berhasil melewati rintangan itu, mereka hanya harus melewati padang pasir dan pegunungan Archenland dan sampai ke Narnia. Mereka memutuskan menyamar sebagai pedagang dan menyebrangi Tashbaan. Sesampai di Tashbaan mereka bertemu dengan Ratu Susan dan Raja Edmund dari Narnia. Saat itulah Sastha dikira Corin, pangeran Archenland. Ia di seret ke rumah singgah rombongan Narnia. Disanalah Sastha mendengarkan bagaimana Ratu Susan ingin menghindari pinangan anak Tisroc. Tn. Tumnus sang faun menyarankan pengelabuan pesta kapal agar tidak ada yang curiga.
            Kemudian malam harinya, kapal akan diam-diam pergi dari Calormen. Sastha di beri jamuan enak dan malam harinya ia bertukar tempat dengan Pangeran Corin yang asli, yang merupakan anak yang pemberani namun nakal. Setelah bertukar tempat, Sastha sukses keluar dari Tashbaan dan pergi ke makam Raja-raja lampau di Utara Tashbaan yang dianggap angker, tempat reuni rombongan pelarian apabila terpisah.
            Nasib Aravis, Bree dan Hwin lebih baik, Aravis bertemu dengan teman baiknya, Lasaraleen yang sangat feminim dan kaya. Lasaraleen memabantu Aravis dan kedua kuda agar bisa ke makam secepatnya. Saat mengendap keluar lewat istana Tisroc, mereka mencuri dengar pembicaraan Ahostha, Tisroc, anak Tisroc, Rabadash. Rabadash meminta izin kepada Tisroc agar melakukan penyerangan tiba-tiba ke Narnia. Sementara Raja Agung Peter sedang memerangi raksasa di Utara. Akhirnya mereka berempat menyusuri pasir dan tebing sehingga sampai ke seberang sungai Winding Arrow yang berada jauh dari padang pasir. Namun perjalanan tidak lagi sama kal mereka di bukit Archenland. Mereka di kejar oleh seekor singa lagi sehingga akibatnya Aravis cedera dan mereka bisa beristirahat di rumah pertapa pembatasan selatan.
            Pertapa itu memercayakan Sastha untuk memberi tahu soal penyerangan Calormen kepada Raja Lune, Raja Archenland sekarangnya, Sastha berlari ke Anvard dan bertemu Raja. Akhirnya raja berterimakasih kepada Sastha dan menyiapkan perlindungan.
            Sementara itu, Sastha juga di emban tugas untuk menyampaikan penyerangan ke Narnia untuk membantu Archenland. Saat perjalanan, Sastha bertemu dengan Aslan yang ternyata adalah singa yang selalu mengejar mereka agar perjalanan mereka bisa tepat  pada waktunya. Sastha pergi ke Narnia dan meyamapaikan ke seluruh rakyat Narnia.
            Istana Cair Paravel yang berisi Raja Edmund, Ratu Susan dan Ratu Lucy, segera mempersiapkan pula bersama hewan-hewan yang bisa bicara. Dengan pertempuran itu, akhirnya pasuka Calormen bisa di kalahkan dengan sang pemimpin penyerangan, Rahadash menjadi tawanan. Sastha lalu dihubungkan dengan kemiripan wajahnya dengan Corin, bahwa Sastha adalah kakak kembar Corin yang terpisah sejak lahir.
            Sastha yang sebenarnya bernama Cor, pergi ke pertapa dan menjemput Aravis, Bree dan Hwin ke Archenland. Disana terjadi peundingan untuk penghakiman Rahadaash. Saat itu Aslan datang dan mengundang Rahadash bisa menjadi dirinya lagi apabila ia berada di Kuill Tash, ia akan menjadi manusia lagi dan ia bisa menjadi seekor keledai lagi apabila ia berada lebih jauh dari Tashbaan. Maka Cor menjadi pewaris tahta Raja Lune dan Aravis yang bebas dari kehidupan Aristokrat. Calormen menikahi Cor, kehidupan di Archenland menjadi damai kembali.

sumber: salah satu Fp Narnians di Indonesia

The Chronicles of Narnia~ The Lion, The Witch and The Wardrobe



The Lion, The Witch and The Wardrobe/
 Sang Singa, Sang Penyihir dan Lemari

Sinopsis:
            Cerita dimana para makhluk Narnia menanti kembalinya Aslan ke dunia Narnia.
            Pada waktu itu Narnia di tindas oleh Penyihir Putih yang menyihir Narnia sehingga mengalami musim dingin tanpa akhir. Penyihir Putih sudah menyihir banyak dari pengikut Aslan menjadi patung batu, penhuni dunia Narnia berharap agar kembalinya Aslan akan mengakhiri penindasan oleh Jadis, si penyihir putih itu. Ke 4 anak-anak Pevensie yang dievakuasi dari peperangan di bumi menuju ke rumah  Propesor Digory dan masuk ke dunia Narnia lewat lemari pakaian. Peter Pevensie, Susan Pevensie, Edmund Pevensie dan Lucy Pevensie di tampung oleh bapak dan ibu berang-berang ketika akan mencari Tn. Tumnus. Mereka akan di pandu pak berang-berang kepada Aslan. Namun sebelum berangkat Edmund meninggalkan mereka untuk memberi tahu keberadaan mereka kepada Penyihir Putih. Ketiga anak yang lain akhirnya bertemu Aslan yang sudah mengumpulkan banyak makhluk Narnia untuk ,aju berperang. Aslan mengirim sebagian kecil tentaranya untuk menyelamatkan Edmund.
            Setelah Edmund di tolong, Penyihir Putih muncul di perkemahan Aslan dan meminta agar Edmund dikembalikan. Menurut Penyihir Putih, ia mempunyai hak untuk menghukum mati Edmund, sesuai dengan hukum yang ada dari masa lampau, Aslan menawarkan dirinya sendiri sebagai ganti nyawa Edmund. Di Stone Table, tempat eksekusi tersebut, Susan dan Lucy melihat bahwa penyihir Putih mengikat, menghina, menyiksa, mencukur bulu dan akhirnya membunuh Aslan dengan pisaunya. Setelah penyihir itu pergi dengan pasukan untuk menyerang kubu Narnia. Lucy dan Susan beserta beberapa ekor tikus membuka ikatan-ikatan tali dari tubuh Aslan. Namun ketika subuh, mereka menemuan bahwa tubuh Aslann hilang dan Stone Table itu terbelah.
            Lalu yang terjadi kemudian adalah Aslan tiba-tiba muncul dan memperlihatkan bahwa ia telah hidup kembali, karena ada sihir yang lebih hebat dari sihir kuno yang tidak disadari oleh si Penyihir Putih. Aslan menjelaskan bahwa “ketika seorang korban yang dengan sukarela meskipun tidak melakukan kesalahan di hukum mati sebagai ganti si penghianat, meja batu akan pecah, dengan kematian akan berjalan dengan arah sebaliknya” Aslan lalu pergi ke istana Jadis dan menghidupkan kembali pengikut-pengikut Aslan yang telah menjadi batu. Aslan memimpin mereka untuk membantu Peter dan Edmund yang sedang memimpin Laskar Narnia berperang melawan pasukan Jadis.
            Peter ” FOR NARNIA, FOR ASLAN”
            Di akhir perang, Aslan menerkam si penyihir dan membunuhnya di akhir cerita. Aslan menobatkan ke 4 Pevensie menjadi Raja-raja dan Ratu-ratu Narnia. Ketika pesta sedang di selenggarakan, Aslan diam-diam menyelinap pergi. Lucy dan Tn. Tumnus melihatnya, namun membiarkannya, karena itu telah menjadi sifat Aslan.

sumber: salah satu Fp Narnians di Indonesia

The Chronicles of Narnia~ Magician's Nephew



Magicians Nephew/
Keponakan Penyihir


Sinopsis:

            Buku ini didedikasikan kepada “keluarga Klimer”. Cerita ini di mulai dari London tahun 1885, ketika 2 anak, Digory dan Polly bertemu.

            Pada suatu hari, ketika sedang menjelajahi loteng rumah, mereka tanpa sengaja masuk ke ruangan yang salah dan mengejutkan paman Digory, Andrew Ketterley. Paman Andrew adalah seorang penyihir yang belajar sendiri, menipu Polly untuk menyentuh sebuah cincin ajaib yang berwarna kuning. Hasilnya adalah Polly tiba-tiba lenyap, lalu paman Andrew menipu Digory untuk mengikuti Polly dengan memakai cincin yang lain, dengan janji bahwa Digory bisa membawa kembali Polly dengan menggunakan cincin ajaib berwarna hijau. Cincin tersebut menindahkan Polly dan Digory ke sebuah hutan yang terdapat banyak mata airnya di hutan tersebut, hutan antara dunia-dunia, mereka menemukan bahwa ketika cincin yang tepat dipakai, dengan melompat ke dalam mata air yang berbeda, mereka bisa masuk ke dunia yang lain.

            Digory meyakinkan Polly untuk ikut dan menjelajahi beberapa mata air bersamanya, setelah menadai mata air yang akan mengembalikan mereka ke bumi, anak-anak melompat ke dalam mata air yang lain. Mereka sampai-samapi di sebuah istana yang sudah hancur di ibu kota kuno dari dunia tersebut, dunia Charn. Mereka menemukan sebuah aula besar yang penuh berisi patung-patung lilin dari semua bekas pemimpin-pemimpin Charn dari yang pertama kali memimpin.

            Wajah-wajah yang pertama adalah wajah-wajah yang baik, bahagia dan kuat. Namun wajah-wajah yang kemudian adalah wajah-wajah yang sombong dan jahat. Mereka menemukan juga beberapa tempat kosong yang menandakan Charn berakhir sebelum waktunya. Mereka juga menemukan bel dan juga pengumuman yang menantang untuk membunyikan bel tersebut dan juga peringatan untuk tidak membunyikannya. Digory jatuh ke dalam tantangan tersebut da membunyikannya meskipun ditentang oleh Polly. Bel itu membangunkan patung lilin yang terakhir, yaitu Ratu Jadis yang sangat jahat. Sang Ratu menceritakan bagaimana ia dan saudara perempuannya terlihat perang saudara. Perang tersebut merupakan perang terakhir yang sekaligus menghancurkan dunia tersebut. Untuk memenangkan perang tersebut, Jadis menggunakan kata rahasia “kata kemalangan” kutukan itu membuat semua kehidupan di Charn musnah kecuali hidup Jadis. Ratu Jadis sendiri akana duduk seperti patung di aula sampai seorang datang untuk membunyikan bel. Anak-anak tersebut ketika mengetahui kejahatan Jadis, mencoba lari kembali ke hutan antara dunia-dunia. Namun, Jadis bis kembali bersama mereka dengan menarik rambut Polly ke hutan tersebut lalu ke London. Digaory dan Polly berusaha untuk memindahkan Jadis ke dunia lain dan akhirnya berhasil melakukannya meskipun tanpa sengaja membawa serta Paman Andrew, seorang kusir kereta bernama Frank dan kudanya yang bernama Strawberry.

            Digory membawa seluruh rombongan tersebut ke mata air yang terdekat, karena mengira mata air tersebut akan membawa mereka ke Charn. Namun pada kenyataannya, mereka masuk kesebuah dunia yang gelap dan kosong. Jadis mengenali bahwa dunia itu adalah dunia yang belum di cipatakan. Namun tidak lama kemudian, mereka mendengar nyanyian yang kelihatannya membuat binatang menjadi bersinar dan matahari menjadi terbit. Para pengunjung sekarang bisa melihat bahwa yang bernyanyi dalah sekor singa yang Agung, Aslan. Mereka melihat Aslan memberika kehidupan ke dunia tersebut dengan mencipakan tumbuh-tumbuhan dan hewan-hewan.

            Aslan menciptakannya dari tidak ada menjadi ada. Namun, Jadis takut melihat Aslan, ia menyerang Aslan dengan tiang besi lampu yang dibawanya dari London. Kejadian tersebut sama sekali tidak mengganggu Aslan dan Jadispun melarikan diri. Tiang lampu yang terjatuh di tanah Narnia yang muda, tumbuh menjadi sebuah tiang lampu yang menyala. Aslan lalu memilih beberapa hewan dan membuat mereka menjadi binatang yang pintar dan bisa berbicara, dan memberikan mereka kekuasaan atas binatang-binatang yang lain. Aslan lalu mengirim Digory ke sebuah perjalanan untuk melindungi Narnia dan untuk menebus kesalahannya yang telah membawa penyihir jahat Jadis ke dunia baru Narnia.

            Polly, Digory dan Fledge (kuda yang di ubah Aslan menjadi bersayap/ si Strawberry) terbang ke pegunungan yang sangat jauh untuk mengambil apel dri sebuah tanaman yang berpagar. Ketika Digory mengambil apel tersebut dan bersiap-siap untuk pergi, ia melihat Jadis yang sudah berada di taman itu sebelum mereka. Ia menggoda Digory untuk memakan apel tersebut dan menjadi selamanya muda dan juga mengambil diam-diam sebuah untuk dibawa kembali ke London untuk menyembukan ibunya yang sakit keras. Jadis sendiri sudah memakan sebuah apel dan menjadi abadi. Meskipun tergoda untuk mencuri satu apel untuk menyelamatkan ibunya, Digory yakin ibunya sendiri tidak akan mengijinkan ia mencuri. Karena ia memegang janjinya Aslan dan kembali ke Narnia untuk menyerahkan apel tersebut. Aslan lalu memberitahu Digory bahwa ia telah melakukan tugasnya dengan baik dan memerintahkannya untuk melempar apel tersebut ke tepi sungai, Aslan lalu menobatkan Raja dan Ratu Narnia yang pertama (Frank dan istrinya Helen yang di pindahkan secara ajaib dari bumi ke dunia Narnia).

            Sementara itu, sebuah pohon baru muncul dari tempat Digory melempar apel tersebut. Aslan menjelaskan bahwa pohon tersebut akan melindungi Narnia dari penyihir jahat Jadis, karena ia telah mencuri sebuah apel dari pohon asli dengan cara mementingkan diri sendiri dan hal tersebut membuatnya membenci wangi dari pohon baru tersebut. Aslan memberi tahu Digory bahwa jika ia mencuri apel tersebut sesuai usulan Jadis, maka ibunya akan smbuh, namun akan datang hari dimana ibunya berharap ia lebih baik mati dalam penyakitnya. Digory lalu di beri sebuah apel dari pohon baru tersebut untuk diberikan kepada ibunya.

            Digory, Polly dan Paman Andrew kemudian dikirim oleh Aslan ke hutan antara dunia-dunia, lalu kembali ke London. Digory memberika apel tersebut kepada ibunya dan ibunya menjadi sembuh. Digory lalu menguburkan bagian tengah apel tesebut di halaman belakang, lalu ia juga mengubur cincin-cincin ajaib sesuai dengan intruksi Aslan agar tidak di salah gunakan di masa depan. Bagian tengah apel itu lalu tumbuh menjadi sebuah pohon dimana bertahun-tahun kemudian pohon tersebut tumbang karena badai besar. Digory ang sekarang sudah menjadi profesor yang berumur tidak tega untuk menjadikan patahan pohon tersebut menjadi kayu bakar. Ia lalu membuat sebuah lemari pakaian dari batang pohon itu, dimana lemari tersebut menjadi cerita The Lion, The Witch and The Wardrobe.

sumber: salah satu Fp Narnians di Indonesia