Minggu, 02 Februari 2014

At Cambridge University

tokoh dan tempat cerita ini berdasarkan yang terdapat dalam novel maupun dalam film yang difavoritkan. Selamat membaca ^^


At Cambridge University


Semua orang mengarahkan matanya padaku dengan heran ketika aku menyusuri koridor-koridor sekolah yang begitu banyak orang yang sedang asyik mengobrol ataupun membaca buku. Ya.. memang mereka melihatku dengan terheran-heran karena aku memang seorang murid baru di sekolah itu. Ya, lantas mereka pasti menatapku heran.
Aku terus menyusuri koridor untuk mencari kelas yang akan ku tempati sambil melihat pemandangan di area sekolah tersebut yang begitu indah.
Tett... tett.. tett.. ,bel pun telah berbunyi menandakan bahwa ini sudah saatnya seluruh siswa untuk masuk ke kelasnya masing-masing. Tetapi aku masih belum menemukan kelasku.
“bodoh sekali aku ini! Bel masuk telah berbunyi, tapi aku belum menemukan kelasku.” Ucapku dengan nada kesal sambil berjalan kecil.
Brukkk..!! tiba-tiba seorang anak laki-laki yang sedang lari terburu-buru menubruk bahuku dari belakang.
“aduh..” aku memegangi bahu kiri ku yang sakit tertubruk orang tersebut. Orang itupun membalikkan wajahnya menatapku sebentar sambil berlari terburu-buru.
          “dasar orang yang tak tau diri, bukannya minta maaf malah lari terus.” Akupun terus mencari kelasku, dan akhirnya aku menemukannya. Aku pasti telat mengikuti pelajarannya, karena aku sulit untuk mencari kelasku di sekolah yang sangat besar ini, dan kelasku ternyata di lantai tiga.
          “akhirnya aku menemukan kelas ku dari berpuluh-puluh kelas di sekolah ini.” Aku masih berdiri di depan pintu kelas, aku masih sedikit ragu. “padahal aku bisa menayakan dimana kelasku pada guru atau orang lain, jadi aku tak akan telat seperti ini, dasar bodoh.”
          Pintu kelas ku buka. Aku sedikit gugup dan malu. Semua siswa yang sedang mengikuti pelajaran tersebut memandangiku, termasuk guru yang sedang mengajarnya.
          “permisi bu, maaf telat” ucapku.
          “ya, tidak apa-apa. Silahkan masuk sayang” ucap guru tersebut dengan lemah lembut.
          Akupun masuk lalu berdiri di dekat guru yang berada di depan kelas. Tiba-tiba aku melihat anak yang tadi menubrukku di koridor sekolah. Dia tidak memperhatikanku, dia bersikap dingin seakan-akan aku tak ada disini. Bahkan, dia hanya menulis-nulis bukunya.
          “kenapa orang tak tau diri itu sekelas denganku??” pikirku.
          “nah, namaku Fanny Fincy. Kamu boleh memanggilku, Fanny” ucap bu Fanny
          “nama saya Georgina Laura Quentin, kalian boleh memanggilku Georgina. Aku berasal dari Universitas Whyteleafe.”
          “silahkan kamu boleh duduk di kursi itu”
          “ya trimakasih bu.”
          Ternyata aku duduk di kursi samping anak menyebalkan itu!
“mari kita lanjutkan pelajarannya” ucap bu Fanny kembali mengajarkan pelajaran ilmu pengetahuan alam. Ku keluarkan buku dan kutulis tulisan-tulisan yang ada di papan tulis putih. Tak lama kemudian, pulpenku terjatuh tepat berada di bawah kursi anak tak tahu diri itu.
“hai, biasa kau tolong ambilkan pulpenku yang ada di bawah kursimu?” ucapku sopan. Dia tak merespon ucapanku dan ia hanya terdiam saja. Apa dia tak bisa mendengar?
“hai bisa tolong ambilkan pulpenku yang berada di bawah kursimu itu?” ucapku sekali lagi. Dan akhirnya ia mengambilkan pulpenku dan menyodorkan pulpennya tanpa membalik wajahnya padaku.
“trimakasih.” Ku ambil pulpen itu dari tangannya, namun ia tak membalas ucapanku.
Bel istirahat berbunyi, semua siswa berhamburan keluar kelas untuk pergi ke kantin. Aku masih berada di kelas sambil membereskan buku-bukuku. Orang tidak tahu diri itupun masih berada di dalam kelas, ketika seorang anak perempuan mendekatiku, orang tak tahu diri itu beranjak dari kursinya dan pergi meninggalkan kelas.
“hai Georgina, aku Anne. Kau mau ini?” ia menyodorkan makanan padaku. Ia menjadi teman baruku yang pertama di sekolah ini.
“trimakasih Anne, perutku masih belum lapar.”
“ya sudah. Hei kau tidak tau siapa orang yang pergi barusan?, yang duduk di sebelahmu.” Ucap Anne
“dia Skandar Casper Keynes, dia adalah cowo paling populer di sekolah ini. Semua orang tahu siapa dia, bahkan hampir semua cewe di sekolah ini suka padanya.” Lanjutnya.
“termasuk kau juga?” letusku
“hah, aku? Aku suka dia? Gak yah, aku tidak suka dia, sikapnya dingin banget, seolah tak peduli. Ku harap kau juga tak suka sama dia.” Jawabnya.
“sama aku juga denganmu”
“ya syukurlah, aku balik ke kursiku ya, dah..”
Georgina terdiam sendiri di kursinya. Tak lama Skandar masuk bersama temannya sambil bercanda tawa bersama, di susul bunyi bel masuk.
“kurasa, di balik sikapnya yang dingin itu, ia baik.” Pikir Georgi. Gurupun masuk dan membagi ilmunya kepada kami sampai pulang sekolah nanti.
Bel pulang berbunyi, semua murid berhamburan ke luar kelas, termasuk Georgi. Ia berjalan sendiri di koridor sampai tak terasa sudah lumayan jauh dia berjalan menjauhi kelas.
“hei Georgi, Georgi! Tunggu aku!” teriak seorang anak perempuan yang sedang berlari di belakang, ternyata Anne. Ia tersenyum-senyum pada Georgi.
“hai Anne, kukira bukan kau yang memanggilku.” Anne begitu baik dan ramah. Ketika Georgi berada di sekolah sebelumnya, ia tak pernah menemukan teman seperti Anne. Saat di Whyteleafe, Georgi memiliki banyak teman, namun mereka hanya memilih teman karena status keluarganya. Mungkin Anne tidak seperti itu, mudah-mudahan.
“rumah mu dimana Anne?”
“aku tinggal di perumahan Finniston” jawabnya.
“mungkin rumah kita tidak terlalu jauh, tempat tinggalku sama denganmu.”
“ohya?, berarti kau yang kemarin datang ke rumah yang dekat taman itu?”
“ya,” Georgi tersenyum.
“apa kau sekarang bisa mampir ke rumahku?” tanya Anne
“yah.. sekarang aku masih sibuk, aku harus membereskan barang-barangku, dan aku tak bisa pulang bersamamu menaiki bus sekolah, aku akan di jemput ayahku, dan aku masih ada sedikit urusan. Mungkin besok bisa.”
“ya baiklah, tapi kau harus ceritakan pengalamanmu sebelum kamu pindah ya!” paksa Anne. Georgi hanya tersenyum.
Bus sekolah datang, Anne menaiki bus tersebut.
“dah Georgi!” Anne melambaikan tangannya.
“kau anak baru ya? Tak akan naik?” tanya supir bus tersebut yang bernama Macrell.
“tidak aku ada sedikit urusan” jawabku.
“baiklah. Anak-anak sudah naik?. Sampai jumpa besok Georgi” ucap Macrell.
“dah..” Georgi melambaikan tangannya dan tersenyum. Ia masih menunggu ayahnya, ia berdiri di depan gerbang. Ia melihat Skandar sedang berjalan bersama seorang perempuan cantik yang sedang berbicara dengannya.
“dia tak naik bus sekolah?” pikir Georgi memperhatikan mereka.
“kurasa Skandar tidak suka perempuan itu” pikirnya lagi.
“hei kamu! Hei Georgina!” teriak Skandar.
“ada apa dia memanggilku?” ucap Georgi pelan.
Skandar menghampiri Georgi, “hei apa kau tidak dengar aku memanggilmu!” ucapnya ketus. Perempuan yang bersama Skand ditinggal olehnya, ia mengerutkan keningnya ketika melihat Skand bersama Georgi.
“kukira kau bukan memanggilku dan kukira kau tidak mau kenal denganku” ucap Georgi.
“hei bantulah aku untuk buat cewe itu jauh dariku, dia sangat menyebalkan!” pinta Skand.
Mobil Tn. Billycock, ayahnya Georgina datang.
“kau juga menyebalkan, maaf ya aku tak bisa membantumu.” Ucap Georgi ketus.
Georgi pergi meninggalkan Skandar, ia memandang wajah Skand yang begitu kesal, entah pada siapa, mungkin padanya?
“gimana sekolah barumu hari ini?” tanya Tn. Prediksion dalam mobil.
“ya cukup menyenangkan yah”
Sesampainya di rumah, Timmy menyambut kedatangan Georg dengan gonggongannya. Timmy adalah anjing kecil pemberian dari kakenya, Georg merawatnya sampai dia tumbuh besar. Dia baik, penurut dan selalu mengerti perasaan Georgi.
“bagaimana sekolahnya, menyenangkan?” tanya bu Billycock, ibunya Georgi.
“ya lumayan bu” jawab Georgi singkat. Mereka makan bersama dan melanjutkan pekerjaan rumahnya.

bagaimana ceritanya?
kelanjutannya nanti oke
silahkan beri komentar dan sarannya, maaf jika ceritanya membosankan, maklum baru pemula :D